Jumat, 03 Juli 2009

Evaluasi Proyek Pembangunan Hutan Rakyat Dengan Jenis Tanaman Cempaka Di Kecamatan Sumberjaya

logo-unila-keren-kecil

http://digilib.unila.ac.id/



ABSTRAK

Evaluasi Proyek Pembangunan Hutan Rakyat
Dengan Jenis Tanaman Cempaka
Di Kecamatan Sumberjaya

Oleh : T a r y o n o

Evaluasi pembangunan hutan rakyat dengan jenis tanaman kayu Cempaka fokus analisanya pada kelayakan Benefit Cost Ratio, Net Present Value dan Internal Rate of Returns dan analisa faktor-faktor/variabel yang mempengaruhi kelayakannya. Studi ini dilakukan mengingat kegiatan tersebut cukup strategis untuk penanganan kemiskinan serta memperbaiki kondisi lahan di Sumberjaya yang dari tahun ketahun sangat menurun kualitasnya.

Kegiatan Pembangunan Hutan Rakyat sudah lama beralangsung dilaksanakan namun hasilnya kurang tampak, kemungkinan hal tersebut akibat dari jenis tanaman kurang menguntungkan secara finansial bagi masyarakat dan kemungkinan lainnya tidak cocoknya tanaman dengan kesesuaian lahan setempat. Permasalahan yang diajukan adalah ; Apakah pembangunan hutan rakyat di Kecamatan Sumberjaya melalui program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan dengan jenis tanaman pokok kayu Cempaka layak dilaksanakan dilihat dari segi kelayakan finansial dan sejauh mana pengaruh faktor-faktor : Kondisi Biofisik, Akses Bibit dan Nilai Pasar menurut persepsi masyarakat terhadap kelayakan pembangunan hutan rakyat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan hutan rakyat dengan tanaman kayu Cempaka seluas 100ha dan faktor atau variabel yang dimasukkan dalam analisa diaharapkan mampu menjelaskan faktor apa saja yang paling penting untuk diperhatikan dalam membangun Hutan Rakyat dimaksud.

Hipotesa yang diajukan adalah nilai BCR lebih besar daripada 1, NPV menunjukkan positif dan IRR menunjukkan suku bunga diatas suku bunga rata-rata yang berlaku.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesa diterima, dimana B/C Ratio = 7,7135 atau lebih besar dari 1 (satu). NPV = 102.936.799 menunjukkan hal tersebut positif dan IRR = 36,796 % diatas suku bunga rata – rata. Begitu pula dengan menggunakan analisis sensitivitas menunjukkan BCR=5,677 NPV =
94.437.074 dan IRR = 33,05 % Maka proyek layak dilaksanakan.
Berdasarkan hal tersebut pembangunan proyek hutan rakyat dengan jenis tanaman pohon kayu cempaka dapat dikembangkan lebih luas.
Menurut hasil analisa faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan pembangunan hutan rakyat, menurut persepsi masyarakat bahwa faktor biofisik dan nilai pasar sebagai penentu utama dalam kelayakan. Hal tersebut telah diperlihatkan pada program hutan rakyat sebelumnya dengan jenis tanaman sengon, kegiatan tersebut tidak berhasil mencapai sasaran, karena tanaman sengon tidak cocok dengan kondisi biofisik setempat tidak seperti tanaman cempaka yang merupakan jenis tanaman lokal yang cocok dengan kondisi biofisik setempat, sehingga tanaman sengon untuk penyesuaian hidupnya lebih sulit dan sangat peka terhadap hama dan penyakit. Selain itu nilai pasar dari tanaman sengon sangat rendah jauh sekali dengan nilai kayu Cempaka. Sehingga secara finansial kurang menguntungkan, yang berakibat kegiatan tanaman hutan rakyat dengan tanaman sengon dapat dikatakan gagal. Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi kebijakan selanjutnya khususnya dalam pembangunan hutan rakyat dikabupaten Lampung Barat.

THE PROJECT EVALUATION OF PEOPLE FOREST DEVELOPMENT WITH KIND OF CEMPAKA PLANT IN SUMBERJAYA VILLAGE
Abstract
By : Taryono

The building evaluation of People’s Forest with kind of Cempaka Wood Plant analysis focuses on the suitable of Return and factors analysis Benefit Cost Ratio, Net Present Value and Internal Rate of return and factors analysis which are influence the suitability. This case is done because this program is good enough to handle the poor and also to revise the condition of land in Sumberjaya which is worse year by year.

The program of people’s forest building has been done for a long time but the result is not really appeared, may be because the kind of plants not really advantageous for the finance to the people and unsuitability of the plant with the land.

The problem asked: is the building of People's Forest Sumberjaya region by the Forest Rehabilitation National Movement Program and the land with kind of main Cempaka wood plant can be done form the suitable side of finance and how far is the factors of: Biophysics condition, seed access and market value, according to the people’s perception to the suitability of people’s forest building. The goal of this research is to analyze the suitability of people’s forest with Cempaka wood plantation for 100ha and the factor or variable which is taken in analysis hopely able to explain what kind of factors which is the most important to be paid attention in building the people forest.

The hypothesis is taken is Benefit Cost Ratio (BCR) is bigger than 1, Net Present Value (NPV) shows positive, and Internal Rate of Returns (IRR) shows the higher interest than other rate of interest.

The result of research shows that hypothesis accepted, where B/C Ratio = 7.7135 or 1 (one) bigger. NPV = 102.936.799 shows positive and IRR = 36,796% above the rate interest and the using of sensitivity analysis shows BCR = 5.677, NPV = 94.437.674 and IRR = 33.05%. So the Project building of people’s forest with kind of Cempaka wood plant can be improved widely based on the analysis result the suitability people’s forest building according the people’s perception is biophysics factors and the market value as the main guidance in suitability. That case has been shown at the previous program with kind of Falcataria plant.

That the program is unsuccessful to achieve the goal, because the Falcataria plant unsuitable for the biophysics condition at the place, unlike Cempaka plant which is the kind of suitable local plantation for the condition at that place. So that Falcataria plant gets the difficulties in the adaptation and sensitive with insect and disease. Beside that the market values of Falcataria lower than Cempaka wood value. So it is not really advantageous for the finance an it can be said the Program is Fail. By the result of research hope that it can be income for the next policy especially in building the people’s forest at West Lampung Region.